Guna mengantisipasi dampak berlangsungnya krisis finansial global, Dinas Koperasi & Usaha Mikro Kecil Menengah (Dinkop & UMKM) Jawa Timur telah menyiapkan sejumlah program yang ditujukan memberdayakan kiprah koperasi usaha mikro kecil menengah (KUMKM). Program-program yang mengarah terhadap pemberdayaan KUMKM perlu dioptimalkan, karena sektor usaha tersebut bisa dijadikan katup pengaman bagi dampak yang ditimbulkan berlangsungnya krisis finansial global. Masalahnya, krisis tersebut berakibat menurunnya kinerja sektor riil terutama volume ekspor turun.
Tidak optimalnya kapasitas produksi di kalangan industri manufaktur otomatis akan mengakibatkan pengurangan jumlah tenaga kerja alias pemutusan hubungan kerja (PHK). Korban PHK itu memunculkan usaha baru skala mikro kecil.Sekretaris Dinkop & UMKM Jatim, Sularso, mengatakan langkah-langkah pemberdayaan KUMKM yang ditetapkan tahun ini berupa enam program meliputi: program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif KUMKM, program pemberdayaan usaha skala mikro, program pengembangan sistem pendukung usaha KUMKM.
Selain itu, program penciptaan iklim usaha, program peningkatan kualitas kelembagaan dan program pengembangan usaha ekonomi produktif bagi masyarakat miskin.Menurut dia, arah kebijakan tersebut adalah pengembangan KUMKM dan kelembagaan, sebagai upaya memberikan kontribusi peningkatan pendapatan kelompok pada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan berwawasan gender.“Kebijakan itu diarahkan pula terhadap perluasan basis dan kesempatan berusaha, wirausaha baru, peningkatan ekspor dan penciptaan lapangan kerja,” paparnya, belum lama ini.
Dalam program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UMKM antara lain dilakukan peningkatan sumberdaya manusia pengelola koperasi dan UMKM berupa diklat terhadap 720 orang. Terkait dengan langkah tersebut juga dilakukan pemberdayaan sentra UKM dan pengembangan trading house.
Pentingnya mempromosikan produk UMKM juga menjadi fokus perhatian Dinkop & UMKM Jatim, termasuk perkuatan dana bergulir pengembangan potensi penumbuhan wirausaha baru melalui pembiayaan dana bergulir Rp400 juta. Fasilitasi pengembangan usaha kecil antara lain diberikan kursus singkat terhadap 18.000 orang pekerja mitra produksi sigaret (MPS) yang bermitra dengan PT HM Sampoerna.
“Pengembangan sistem pendukung usaha KUMKM juga diwujudkan dalam bentuk pengembangan jaringan usaha, kemitraan,m produksi koperasi dan UMKM,” kata Sularso.Di sektor koperasi dialokasikan pembiayaan bergulir Rp2,2 miliar untuk pemberdayaan koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam (KSP/USP). Sentra perkulakan koperasi (senkuko) tahun ini juga dikembangkan dengan pembiayaan dana bergulir senilai Rp1 miliar.
Koperasi yang menjalankan kegiatan usaha di bidang pangan sistem bank padi dikembangkan dengan pembiayaan bergulir Rp2 miliar. Sistem yang menyerap gabah petani itu telah berjalan di beberapa kabupaten di Jatim sejak beberapa tahun lalu.Sularso menambahkan kualitas kelembagaan koperasi akan ditingkatkan lagi melalui fasilitasi perkuatan hukum dan advokasi bagi pengembangan koperasi, akuntabilitas koperasi dan penumbuhan koperasi berkualitas. Penataan organisasi dan manajemen pengelolaan koperasi sekaligus apresiasi koperasi berprestasi.
|
0 komentar:
Posting Komentar