Dung..dung..dung..suara musik kendang dan jidor bertalu-talu mengiringi gerakan penari dengan topeng kepala banteng bertutup kain hitam. Semakin lama semakin keras dan sang penari yang terdiri dari dua orang yang berfungsi sebagai kepala dan ekor banteng bergerak semakin liar menyeruduk ke kanan dan ke kiri. Ya, saat ini sedang berlangsung pertunjukan seni bantengan dari sebuah perkumpulan kesenian bantengan di Dusun Sumberrejo Desa Lumbangrejo.
Dikutip dari Wikipedia.org Seni Tradisional
Bantengan adalah sebuah seni pertunjukan budaya tradisi yang
menggabungkan unsur sendra tari, olah kanuragan, musik, dan syair/mantra yang
sangat kental dengan nuansa magis. Pelaku Bantengan yakin bahwa permainannya
akan semakin menarik apabila telah masuk tahap “trans” yaitu tahapan pemain
pemegang kepala Bantengan menjadi kesurupan arwah leluhur Banteng (Dhanyangan.
Perkembangan kesenian Bantengan mayoritas berada di masyarakat pedesaan atau
wilayah pinggiran kota di daerah lereng pegunungan se-Jawa Timur tepatnya
Bromo-Tengger-Semeru, Arjuno-Welirang, Anjasmoro, Kawi dan Raung-Argopuro.
Permainan kesenian bantengan dimainkan
oleh dua orang yang berperan sebagai kaki
depan sekaligus pemegang kepala bantengan dan pengontrol tari
bantengan serta kaki belakang yang juga berperan sebagai ekor bantengan. Kostum
bantengan biasanya terbuat dari kain hitam dan topeng yang berbentuk kepala
banteng yang terbuat dari kayu serta tanduk asli banteng.
Bantengan ini selalu diiringi oleh sekelompok orang yang memainkan
musik khas bantengan dengan alat musik berupa gong, kendang, dan lain-lain.
Kesenian ini dimainkan oleh dua orang laki-laki, satu di bagian depan sebagai
kepalanya, dan satu di bagian belakang sebagai ekornya. dan biasanya, lelaki
bagian depan akan kesurupan, dan orang yang di belakangnya akan mengikuti
setiap gerakannya.
Tak
jarang orang di bagian belakang juga kesurupan. tetapi, sangat jarang terjadi
orang yang di bagian belakang kesurupan sedangkan bagian depannya tidak.
bantengan dibantu agar kesurupan oleh orang (laki-laki) yang memakai pakaian
serba merah yang biasa disebut abangan dan kaos hitam yang biasanya di sebut
irengan.
0 komentar:
Posting Komentar